Skip to main content

'Wanita Kadal', Kulitnya Bersisik dari Kepala Hingga Kaki



Kulit Melanie Bradley terus mengerak. Karena jaringan kulit yang menyerupai sisik, wanita ini pun dijuluki sebagai 'wanita kadal'. Dari kepala hingga kaki sisik tumbuh layaknya hewan melata.

Melanie Bradley (34 tahun) mengalami kondisi langka yang disebut bullous ichthyosis. Kondisi ini mengubah kulitnya menjadi jaringan, membuatnya tampak memiliki sisik di seluruh tubuh.

Tak hanya itu, sel-sel kulit yang sudah mengerak tebal akan mengelupas 14 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang dengan kulit normal. Dalam setahun, kulitnya yang bisa mengelupas hingga 12 kg lebih.

"(Tubuh) saya ditutupi sisik dari kepala hingga kaki. Setiap hari kulit saya akan mengelupas, (jumlahnya) setara dengan apa yang terjadi pada orang dengan kulit normal dalam dua minggu," jelas Melanie Bradley, yang berasal dari Atherstone, Inggris, seperti dilansir Mirror.co.uk.

Karena mengelupas setiap hari, Melanie seolah-olah meninggalkan 'jejak' di mana pun ia berada. Dan saking tebalnya, terkadang membuat Melanie kesulitan bergerak.

Tiap harinya ia harus mandi berkali-kali dengan menggunakan emolien dan mengoleskan banyak krim sebagai pelembab. Ia juga butuh waktu dua jam untuk bersiap-siap di pagi hari dan sebelum tidur.

Malangnya, kondisi langka ini menurun pada putrinya yang baru berusia 21 bulan, Rebecca.

Namun, meski mengalami kondisi yang cukup mengganggu kualitas hidup, Melanie masih merasa beruntung karena dapat menikah dan memiliki anak. Menurutnya, masih banyak orang yang mengalami kondisi lebih buruk darinya.

"Anda dapat mengatasinya. Saya tidak pernah berpikir akan menikah atau memiliki anak. Ada banyak orang yang (kondisinya) jauh lebih buruk," tutup Melanie.

Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula, ...

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO...

Mengenal Kombo, Baju Adat Buton yang Mirip Hanbok Korea

Kebaya warna cerah berkerah tinggi dengan detail manik-manik di sekeliling leher dan pergelangan tangan, dipasangkan dengan kain sarung berwarna terang yang diikat di bagian dada. Sekilas baju adat ini mirip hanbok, pakaian tradisional asal Korea Selatan. Tapi tahukah kamu pakaian ini asli milik Indonesia? Namanya kombo, pakaian adat yang jadi kebanggaan perempuan Buton, Sulawesi Tenggara. Kombo merupakan baju adat yang khusus digunakan oleh perempuan yang sudah menikah. Pakaian ini terdiri dari atasan baju kebaya berkerah tinggi, biasanya berbahan brokat atau satin dengan warna cerah. Sedangkan bawahannya berupa kain sarung lebar berbahan satin yang dililit di bagian dada. Sarung yang digunakan biasanya memiliki garis-garis berlapis dengan warna-warni terang. Banyaknya lapisan warna pada kain sarung menggambarkan derajat si empunya. Lapisan terbanyak adalah 9 warna yang biasanya dikenakan oleh wanita bangsawan, tamu kehormatan atau anggota kesultanan. Sarung khas Buton memang dikenal ...