Skip to main content

Ingin Cepat Berhenti Merokok? Makan Saja Pisang!


Banyak perokok yang berusaha menghentikan kebiasaan buruknya namun gagal karena tak kuat dengan godaan gejala putus nikotin. Bila Anda ingin lebih mudah dan cepat berhenti merokok, rajinlah makan pisang.

Nikotin yang sangat adiktif dapat memicu gejala putus obat (withdrawal) pada orang yang baru saja berhenti merokok, sehingga menyebabkan orang sering gagal dalam upaya berhenti merokok.

Ada banyak cara untuk melawan gejala putus nikotin tersebut, seperti koyo nikotin, hipnotis dan beberapa resep obat. Tapi ternyata tidak banyak yang tahu bahwa makanan juga dapat membantu, pisang adalah salah satunya.

Pisang adalah camilan sehat, murah dan enak yang dinikmati banyak orang di seluruh dunia. Selain dapat mengenyangkan karena mengandung karbohidrat, pisang juga memiliki banyak manfaat kesehatan, salah satunya membantu orang berhenti merokok.

Kandungan vitamin B dan mineral lainnya dapat membantu perokok yang ingin menghentikan kebiasaannya dengan cara mengurangi tingkat stres akibat gejala putus nikotin, seperti dilansir Asiaone.

Pada saat yang sama, nutrisi yang terkandung dalam pisang juga dapat membantu gejala putus nikotin secara fisik dan psikologis.

Pisang mengandung tryptophan yang dapat meningkatkan suasana hati (mood) positif dan membuat Anda merasa lebih bahagia. Secara tidak langsung, kandungan pisang ini akan membantu Anda melupakan rokok.

Susu juga dapat membantu Anda berhenti merokok. Dukes University mengungkapkan bahwa perokok yang minum segelas susu sebelum merokok tidak akan menyukai rasa rokoknya. Perokok akan mengeluh karena rasa rokok tiba-tiba menjadi pahit.

Anda juga bisa mencelupkan rokok ke dalam susu dan biarkan mengering. Ini akan membuat rasa rokok menjadi tidak enak di mulut.

Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula,

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO

PCOS, Olahraga, dan Hamil Lagi

Saya hamil lagi. Rasanya tak percaya saat melihat hasil test pack pagi itu. Dua garis merah, satu tegas satu samar, tapi jelas menggambarkan hasilnya positif. Saya kaget, sungguh tak menyangka bakalan hamil lagi secepat ini. Saya penderita  polycystic ovary syndrome  (PCOS). Dulu saya harus terapi macam-macam dan minum obat ini itu untuk bisa hamil Raina. Juga butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. ( Baca juga: 2,5 Tahun Menunggu Raina ) Alhamdulillah hamil kali ini benar-benar rezeki tak terkira dari Allah. Saya hamil alami tanpa program apapun, tanpa minum obat apapun. Umur Raina juga sudah 2 tahun, jadi saya tidak punya hutang menyusui lagi. Allah Maha Baik. Pakai kontrasepsi? Semenjak Raina lahir hingga ulang tahun ke-2 saya selalu menggunakan kontrasepsi. Lho? Bukannya PCOS bakalan susah hamil? Iya, memang. Haid saya masih belum teratur bahkan setelah Raina lahir. Tapi tidak separah sebelum punya anak. Dan saya ingat pesan dokter kandungan