Skip to main content

'Cemburu Adalah Penyakit'



Selama ini, cemburu selalu dianggap sebagai perasaan layaknya bahagia, sedih dan jatuh cinta. Tapi baru-baru ini, ilmuwan dari Italia menyatakan bahwa cemburu adalah sebuah penyakit.

Ilmuwan Italia dari University of Pisa telah menemukan wilayah dari otak manusia, yang bisa membuat perasaan luar biasa seperti cemburu, ketika daerah tersebut terpengaruh.

Respons pada daerah itu juga ditemukan pada otak pasien dengan skizofrenia, kecanduan alkohol, dan penyakit Parkinson. Menurut ilmuwan, penyakit yang mempengaruhi otak tersebut disertai dengan gejala cemburu.

Daerah yang sedang dipelajari meliputi ventromedial prefrontal cortex, yang mengatur perasaan seperti empati dan rasa bersalah. Cemburu juga terkoneksi dengan daerah lain di otak, yakni amygdala, yang bertanggung jawab atas ketakutan dan kecemasan.

Para ilmuwan percaya bahwa cemburu adalah sebuah penyakit patologis, yang dikenal dengan 'Othello syndrome', seperti dilansir Geniusbeauty.

Sebutan ini mengacu pada drama William Shakespeare berjudul 'Othello', yang mengisahkan tentang seorang pria yang tega membunuh istrinya sendiri karena terbakar cemburu.

Pemimpin penelitian yang juga seorang neuropsychiatrist, Donatella Marazzi, mengatakan bahwa cemburu tidak datang dengan sendirinya. Ada ketidakseimbangan biokimia pada tubuh yang mengubah cemburu menjadi obsesi berbahaya.

Menurut peneliti, dalam bentuk ekstrem, cemburu dapat memprovokasi konsekuensi mengerikan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri atau pembunuhan.

Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula,

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO

PCOS, Olahraga, dan Hamil Lagi

Saya hamil lagi. Rasanya tak percaya saat melihat hasil test pack pagi itu. Dua garis merah, satu tegas satu samar, tapi jelas menggambarkan hasilnya positif. Saya kaget, sungguh tak menyangka bakalan hamil lagi secepat ini. Saya penderita  polycystic ovary syndrome  (PCOS). Dulu saya harus terapi macam-macam dan minum obat ini itu untuk bisa hamil Raina. Juga butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. ( Baca juga: 2,5 Tahun Menunggu Raina ) Alhamdulillah hamil kali ini benar-benar rezeki tak terkira dari Allah. Saya hamil alami tanpa program apapun, tanpa minum obat apapun. Umur Raina juga sudah 2 tahun, jadi saya tidak punya hutang menyusui lagi. Allah Maha Baik. Pakai kontrasepsi? Semenjak Raina lahir hingga ulang tahun ke-2 saya selalu menggunakan kontrasepsi. Lho? Bukannya PCOS bakalan susah hamil? Iya, memang. Haid saya masih belum teratur bahkan setelah Raina lahir. Tapi tidak separah sebelum punya anak. Dan saya ingat pesan dokter kandungan