Skip to main content

Merasakan Roller Coaster Gelap Gulita di Hong Kong Disneyland


Naik roller coaster saja sudah menakutkan, apalagi bila ditambah dengan ruangan yang gelap. Itulah yang akan Anda rasakan saat naik wahana Space Mountain di Hong Kong Disneyland.

Space Mountain merupakan roller coaster indoor yang didesain untuk meluncur dengan kecepatan tinggi, mendebarkan dan berputar di ruangan gelap. Ditambah dengan tikungan tajam, turunan dan berhenti secara tiba-tiba, wahana yang berada di Tomorrow Land ini akan memberikan sensasi yang benar-benar edan!

Saya mewakili detikTravel beserta rombongan undangan Hong Kong Disneyland, beberapa waktu lalu berkesempatan mencoba wahana menegangkan ini. Saat masuk ke dalamnya, Anda akan merasa seperti berada di luar angkasa, dengan cahaya hanya berasal dari bintang-bintang kecil yang berkedap-kedip. Mungkin sesuai dengan namanya, di Space Mountain Anda akan diajak berpetualang naik turun di atas gunung di luar angkasa.

Jangan ditanya soal lintasan, karena Anda sama sekali tidak akan bisa melihatnya. Di dalam ruangan gelap, Anda hanya bisa menebak-nebak apa yang akan terjadi pada si kereta luncur. Cukup rasakan sensasi kereta yang bergerak dengan cepat, naik turun, berbelok dengan tikungan tajam sambil berteriak sekencang-kencangnya. "Aaaaaaa."

Tak hanya sampai disitu, si kereta luncur juga akan berhenti secara tiba-tiba, lalu terdengar ledakan dan kereta akan kembali meluncur dengan kecepatan lebih tinggi lagi.

Tapi meski takut dan menegangkan, Anda sebaiknya selalu pasang tampang terbaik karena ada kamera yang siap membidik ekspresi aneh Anda saat sedang meluncur kencang. Hasil fotonya tak jarang mengundang gelak tawa.

Sayangnya, wahana seru ini tidak bisa dinaiki oleh semua orang karena ada beberapa persyaratan yang terpampang besar di depan pintu masuk.

Untuk dapat mencobanya, harus dipastikan dulu tubuh Anda sedang dalam kondisi prima, tidak punya tekanan darah tinggi, bebas penyakit jantung, tak punya masalah pada punggung dan leher, motion sickness, mudah mabuk atau kondisi lain yang dapat dipicu oleh wahana Space Mountain. Anak-anak bisa mencoba wahana ini asalkan tinggi badannya sudah lebih dari 102 cm.





Published: detikTravel, 16 Oktober 2012

Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula,

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO

PCOS, Olahraga, dan Hamil Lagi

Saya hamil lagi. Rasanya tak percaya saat melihat hasil test pack pagi itu. Dua garis merah, satu tegas satu samar, tapi jelas menggambarkan hasilnya positif. Saya kaget, sungguh tak menyangka bakalan hamil lagi secepat ini. Saya penderita  polycystic ovary syndrome  (PCOS). Dulu saya harus terapi macam-macam dan minum obat ini itu untuk bisa hamil Raina. Juga butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. ( Baca juga: 2,5 Tahun Menunggu Raina ) Alhamdulillah hamil kali ini benar-benar rezeki tak terkira dari Allah. Saya hamil alami tanpa program apapun, tanpa minum obat apapun. Umur Raina juga sudah 2 tahun, jadi saya tidak punya hutang menyusui lagi. Allah Maha Baik. Pakai kontrasepsi? Semenjak Raina lahir hingga ulang tahun ke-2 saya selalu menggunakan kontrasepsi. Lho? Bukannya PCOS bakalan susah hamil? Iya, memang. Haid saya masih belum teratur bahkan setelah Raina lahir. Tapi tidak separah sebelum punya anak. Dan saya ingat pesan dokter kandungan