Skip to main content

Benarkah Jenius dan Gila Beda Tipis?




Pemikiran bahwa ada hubungan antara jenius dan kegilaan telah mempesona banyak orang sejak lama. Pemikiran itu muncul karena orang melihat banyak tokoh-tokoh jenius yang ternyata memiliki gangguan kejiwaan.

Isaac Newton (fisikawan), Ludwig van Beethoven (komposer), Edgar Allan Poe (penulis), Vincent van Gogh (pelukis) dan John Nash (matematikawan) adalah contoh orang-orang jenius yang mengalami gangguan kejiwaan hingga schizofrenia.

Tapi para ahli masih mendebatkan masalah itu. Penelitian terus dilakukan untuk membuat definisi yang jelas antara jenius dan kegilaan.

"Batas-batas antara normal, tidak normal, dan supernormal masih belum banyak yang memuaskan. Apa mungkin perilaku eksentrik seseorang dapat dianggap kegilaan bagi orang lain. Apakah seseorang yang yang gila mungkin dianggap jenius oleh orang lain. Dan jika orang jenius terlalu jauh pemikirannya di depan waktunya, ide-ide cemerlang itu mungkin tidak akan dihargai kecuali ia telah meninggal," kata Dr Kenneth Lyen, pediatrik dan penulis tentang kreativitas otak yang juga dokter di Mount Elizabeth Hospital Singapura dalam jurnalnya yang dimuat di sma.org.

Seorang jenius secara samar didefinisikan sebagai orang yang sangat kreatif dan mampu membuat kontribusi yang signifikan bagi kemanusiaan, sering menentang pakem-pakem dan membangun paradigma baru.

Sedangkan gangguan mental atau kegilaan merupakan suatu pola psikologis atau gangguan perilaku yang terjadi pada seseorang yang diakibatkan karena tekanan mental atau gangguan di saraf, tapi untuk beberapa jenis kegilaan seperti schizofrenia bahkan belum ditemukan penyebabnya.

Tapi di tahun 2007 seperti dilansir dailymail, ilmuwan telah menemukan sebuah gen yang menghubungkan kecerdasan dengan salah satu bentuk kegilaan, yaitu schizofrenia. Hasil penelitian diketahui bahwa hal yang terjadi pada tokoh-tokoh dunia tersebut disebabkan adanya gen tertentu, yang dikenal sebagai DARPP-32.

Ilmuwan Amerika menemukan bahwa gen yang sama juga dibentuk dan dikendalikan oleh rangkaian saraf yang terlibat erat dengan schizofrenia. Rangkaian ini menghubungkan korteks prefrontal dengan bagian otak yang lain, stiatum. Ini mempengaruhi fungsi otak dalam penderita schizofrenia seperti motivasi, memori kerja dan jenis-jenis pembelajaran tertentu.

Para peneliti, yang melaporkan temuannya dalam Journal of Clinical Investigation, mempelajari lebih dari 1.000 sampel DNA dari individu yang sehat dan pasien dengan schizofrenia.

Teori lain yang juga menarik untuk melihat penelitian jenius dan gila ini adalah "teori biososial kreativitas". Pada intinya, teori ini menyatakan bahwa kreativitas adalah genetik dan dengan demikian jenius adalah dilahirkan bukan dibuat.

Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tokoh-tokoh kreatif dunia seperti pelukis Van Gogh dan penulis Jack Kerouac yang jenius ternyata juga menderita gangguan psikotik. Mereka berdua dipuji sebagai orang yang jenius tetapi justru menunjukkan perilaku merusak diri sendiri.

Tapi banyak juga yang tidak setuju kalau jenius dibilang mirip dengan gila. Orang jenius mengolah pikiran-pikiran gilanya menjadi konstruktif (bangunan). Sedangkan orang gila justru membuat pikiran-pikiran konstruktifnya menjadi destruktif (hancur).

"Orang jenius bisa jadi gila tapi orang gila tidak bisa jadi jenius," kata barisan orang yang tidak mau gila disamakan dengan jenius.

Sementara menurut Dr Kenneth Lyen setidaknya ada 7 penyakit yang mengaitkan antara kelainan jiwa dan jenius, meskipun itu kondisi yang masih sulit didiagnosa.

1. Disleksia
Disleksia adalah gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan mengenali dan memahami bahasa tertulis ketika membaca, menulis, dan mengeja. Orang-orang terkemuka yang diduga menderita disleksia adalah Albert Einstein, Thomas Alva Edison, Walt Disney, Pablo Picasso dan Lee Kuan Yew.

2. Bipolar
Gangguan bipolar dicirikan oleh perubahan suasana hati antara euforia dan depresi. Gejala psikotiknya seperti delusi, halusinasi, paranoia atau berperilaku aneh. Orang terkenal yang dianggap memiliki gangguan bipolar adalah Winston Churchill, Edgar Allan Poe, Sylvia Plath, Robert Schumann, Vincent Van Gogh, Tim Burton dan Francis Ford Coppola.

3. Schizofrenia
Schizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang parah ditandai dengan halusinasi, delusi, emosi yang tumpul dan penarikan diri yang dalam. Contoh orang jenius yang terpengaruh skizofrenia adalah John Nash.

4. Obsesif-Compulsive Disorder (OCD)
OCD adalah kondisi kejiwaan yang ditandai dengan tekanan untuk berpikir dan berperilaku terus-menerus. Seperti obesesi untuk terus mencuci tangan, mengecek pintu berulang-ulang karena ada perasaan tidak nyaman. Orang terkenal yang memperlihatkan kecenderungan OCD antara lain Nicola Tesla, Howard Hughes, dan Marc Summers.

5. Autistic Savant
Sekitar 10 persen penderita austis memiliki savant syndrome yang menunjukkan bakat-bakat luar biasa seperti menghitung cepat, kemampuan mekanik, seni lukis atau patung, musik. Beberapa profesor di universitas yang cenderung suka menyendiri terdiagnosis memiliki autistic savant.

6. Terminal Illness
Meskipun bukan kondisi kejiwaan, penyakit terminal dapat memicu respons emosional yang luar biasa pada penderitanya. John Stuart Mills menderita TBC, yang tidak dapat disembuhkan dan menyebabkan kematian perlahan-lahan. Setelah diagnosa, dia mulai menulis karya-karya yang akan membuatnya terkenal.

7. Epilepsi
Penyakit ini juga bukan masalah kejiwaan, tetapi banyak orang cerdas memiliki riwayat epilepsi. Karena ini adalah kondisi otak maka ini relevan ketika mendiskusikan fungsi otak yang superior. Orang terkenal yang menderita epilepsi antara lain Julius Caesar, Alexander Agung, Napoleon Bonaparte, Pyotr Tchaikovsky, Charles Dickens, George Handel dan Hector Berlioz.


Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula,

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO

PCOS, Olahraga, dan Hamil Lagi

Saya hamil lagi. Rasanya tak percaya saat melihat hasil test pack pagi itu. Dua garis merah, satu tegas satu samar, tapi jelas menggambarkan hasilnya positif. Saya kaget, sungguh tak menyangka bakalan hamil lagi secepat ini. Saya penderita  polycystic ovary syndrome  (PCOS). Dulu saya harus terapi macam-macam dan minum obat ini itu untuk bisa hamil Raina. Juga butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. ( Baca juga: 2,5 Tahun Menunggu Raina ) Alhamdulillah hamil kali ini benar-benar rezeki tak terkira dari Allah. Saya hamil alami tanpa program apapun, tanpa minum obat apapun. Umur Raina juga sudah 2 tahun, jadi saya tidak punya hutang menyusui lagi. Allah Maha Baik. Pakai kontrasepsi? Semenjak Raina lahir hingga ulang tahun ke-2 saya selalu menggunakan kontrasepsi. Lho? Bukannya PCOS bakalan susah hamil? Iya, memang. Haid saya masih belum teratur bahkan setelah Raina lahir. Tapi tidak separah sebelum punya anak. Dan saya ingat pesan dokter kandungan