Skip to main content

Ini Dia Penyakit-penyakit yang Paling Menyakitkan


Namanya penyakit tentu akan membuat tubuh terasa menyakitkan. Namun dari sekian banyak penyakit, ternyata ada beberapa penyakit yang jadi 'juara' dan dianggap sebagai penyakit yang paling terasa menyakitkan.

Berikut 6 penyakit yang dianggap paling menyakitkan, seperti dilansir Listverse.

1. Batu ginjal (Nephrolithiasis)

Nyeri karena batu ginjal dianggap menimbulkan rasa paling menyakitkan yang bisa dirasakan oleh manusia, tanpa menyebabkan kematian atau reaksi shock. Banyak tenaga kesehatan yang membandingkan rasa sakitnya dengan proses persalinan, hingga terkadang meresepkan narkotika untuk meringankan pasien dengan serangan besar.

Penyakit ini terjadi akibat adanya massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menimbulkan penyumbatan atau juga infeksi. Batu tersebut bisa terbentuk di ginjal maupun di kandung kemih.

2. Cluster headache

Cluster headache atau sakit kepala cluster adalah sejenis migrain (sakit kepala sebelah) yang setidaknya memberikan intensitas sakit 10 kali lebih kuat. Tidak seperti migrain sederhana yang umum mempengaruhi pasien wanita, sakit kepala cluster lebih sering terjadi pada pria dewasa dan muda, terutama ras Kaukasia.

Saat terjadi serangan, akan terasa nyeri yang begitu kuat dan diibaratkan seperti petir yang menyerang belakang mata. Pasien biasanya datang dengan pemikiran akan mati. Sayangnya, serangan dapat terjadi secara berulang dan belum ada pengobatannya.

3. Batu empedu

Batu empedu adalah endapan kecil keras, sebagian besar terbuat dari kolesterol yang terbentuk di kantung empedu saat empedu menjadi jenuh dengan lemak. Orang obesitas lebih rentan mengalaminya, dan penderita sebagian besar adalah perempuan.

Ketika kantung empedu berkontraksi setelah makan lemak tinggi, batu dapat 'diusir' dari tempat tersebut dan berjalan melalui saluran empedu umum. Kondisi inilah yang menyakitkan. Rasa sakitnya cukup kuat yang membuat pasien tak mampu bergerak.

4. Torsi ovarium dan testis


Dua kondisi ini bisa membuat perempuan dan laki-laki meringis kesakitan karena menyentuh bagian paling intim dari tubuhnya. Torsi ovarium atau testis terjadi ketika bagian tubuh tersebut memutar pada ligamen sendiri.

Hal ini dapat terjadi secara spontan, yang berarti membuat orang sehat mengalami penderitaan ekstrem dalam hitungan detik. Kondisi ini membutuhkan operasi darurat untuk menyelamatkan organ yang terkena dan mencegah kemandulan.

5. Radang selaput perut (Peritonitis)

Ini merupakan kondisi serius meskipun komplikasi umum dari berbagai masalah perut yang melibatkan proses inflamasi, seperti radang usus buntu, kolesistitis (radang kandung empedu), divertikulitis atau bahkan infeksi cairan yang berasal dari kista pecah.

Nyeri perut yang kuat terkait dengan infeksi ini merupakan salah satu yang terkuat di bumi, juga merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan pembedahan darurat.

6. Infeksi telinga (Otitis)

Siapa pun yang pernah punya kemalangan mendapatkan infeksi telinga akan mengatakan betapa menyakitkannya kondisi tersebut. Selanjutnya, tergantung pada jenis otitis Anda alami, bisa juga disertai vertigo yang parah, yang membuat membuat berdiri saja sangat sulit.



Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula,

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO

PCOS, Olahraga, dan Hamil Lagi

Saya hamil lagi. Rasanya tak percaya saat melihat hasil test pack pagi itu. Dua garis merah, satu tegas satu samar, tapi jelas menggambarkan hasilnya positif. Saya kaget, sungguh tak menyangka bakalan hamil lagi secepat ini. Saya penderita  polycystic ovary syndrome  (PCOS). Dulu saya harus terapi macam-macam dan minum obat ini itu untuk bisa hamil Raina. Juga butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. ( Baca juga: 2,5 Tahun Menunggu Raina ) Alhamdulillah hamil kali ini benar-benar rezeki tak terkira dari Allah. Saya hamil alami tanpa program apapun, tanpa minum obat apapun. Umur Raina juga sudah 2 tahun, jadi saya tidak punya hutang menyusui lagi. Allah Maha Baik. Pakai kontrasepsi? Semenjak Raina lahir hingga ulang tahun ke-2 saya selalu menggunakan kontrasepsi. Lho? Bukannya PCOS bakalan susah hamil? Iya, memang. Haid saya masih belum teratur bahkan setelah Raina lahir. Tapi tidak separah sebelum punya anak. Dan saya ingat pesan dokter kandungan