Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Ada Kampung Berbahasa Daerah Mirip Bahasa Korea di Buton

  Annyeonghaseyo. Kami masih di Baubau kok, tepatnya di Kecamatan Sorawolio, jalan poros dari Kota Baubau menuju Kabupaten Buton. Daerah ini dikenal dengan Kampung Korea. Penamaan tersebut bukan semata efek dari demam Korea yang melanda Indonesia, melainkan karena etnis Cia-cia yang mendiami daerah itu menggunakan bahasa yang mirip dengan bahasa Korea. Kemiripan bahasa ini telah dibuktikan langsung melalui penelitian dari orang Korea Selatan. Bahasa Cia-cia awalnya tidak memiliki aksara. Namun pada tahun 2009, dalam simposium persamaan bahasa, pemerintah Kota Baubau menerima aksara hangeul (aksara Korea) sebagai aksara penulisan bahasa Cia-cia. Sejak itu, semua nama jalan di Kecamatan Sorawolio dilengkapi dengan aksara hangeul dengan arti bahasa Cia-cia. Penulisan aksara hangeul juga masuk dalam kurikulum mata pelajaran di sekolah sejak 2013. Siswa diajarkan cara penulisan aksara hangeul dengan pengucapan tetap dalam bahasa Cia-cia. Tujuannya, agar bahasa daerah mereka tidak punah. Sam

Uniknya Pantai Hou, Pantai Berbatu Kerikil di Buton

Dari Jumat malam saya sudah mengubek-ubek instagram untuk mencari pantai di sekitaran Baubau yang sekiranya sepi. Lalu ketemulah Pantai Hou di Pasarwajo, Buton. Dari yang beredar di internet, Pantai Hou terlihat berpasir putih bersih dengan batuan karang besar di sekitarnya. Yang paling menarik perhatian saya, tampak sebuah pasir timbul tak jauh dari bibir pantai. "Wah, bagus nih kalau anak-anak foto di sini," pikir saya. Jadi kami putuskan untuk pergi ke sana. Dengan berbekal Google Maps, sekitar 2 jam dari Baubau kami sampai di lokasi tujuan. Ternyata pantainya masih alami, belum dikelola oleh pemerintah setempat sebagai destinasi wisata. Tidak ada petunjuk jalan, tidak ada plang nama lokasi, tidak ada pintu masuk, apalagi tempat parkir. Setelah bertanya beberapa kali dengan warga setempat, ternyata jalan masuk ke pantai hanya berupa jalan setapak di tengah kebun jambu. Kami memarkir mobil di pinggir jalan dan menyusuri jalan setapak menuju pantai. Pasir timbul di dekat pan

Kecantikan Lappa Laona, 'Swiss' ala Sulawesi Selatan

Matahari mulai tinggi. Jam digital di ponsel pintarku menunjukkan pukul 11.20. Terlalu siang memang untuk memulai sebuah perjalanan. Tapi hari itu 17 Agustus, kami tidak ingin melewatkan momen spesial perayaan kemerdekaan Indonesia walaupun hanya secara virtual. Setelah selesai mengikuti upacara lewat layar kaca, anak-anak bersemangat masuk ke dalam mobil mungil kesayangan kami. Tujuannya adalah Lappa Laona, destinasi yang sudah kami riset dan rencanakan dua minggu sebelumnya. Lappa Laona merupakan dataran tinggi 1.000 mdpl di Kabupatan Barru, Sulawesi Selatan. Dari Makassar berjarak 140 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam perjalanan darat. Dari balik jendela mobil tak henti-hentinya kami berdecak kagum menyaksikan pemandangan yang memanjakan mata: bentangan sawah nan hijau, gugusan bukit menjulang, pepohonan pinus yang berjajar rapi, ada juga sapi, kuda dan hewan ternak lainnya yang dibiarkan bebas merumput. Rute perjalanan ke sana cukup menantang. Ada banyak keloka

Bahaya Makan di Restoran Saat Pandemi Covid-19

Ilustrasi (Getty Images)  Beberapa hari lalu saya murka mengetahui orang terdekat saya makan di restoran bersama teman-temannya. Saya marah, sangat sangat marah. Yang dilakukannya fatal dan bisa membahayakan orang-orang dalam ' quarantine bubble '-nya. Mengapa makan di restoran dengan orang di luar lingkaran karantina Anda bisa sangat berbahaya? Dengan latar pendidikan sains dan pernah bertahun-tahun bekerja sebagai jurnalis kesehatan, saya tidak akan omong kosong. Mari kita lihat data dan hasil penelitian para ahli di dunia. Belum banyak penelitian soal SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Yang kita tahu dari penelitian WHO, virus ini menyebar ketika orang berada dalam kontak dekat. Droplet atau tetesan pernapasan yang dikeluarkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin adalah mekanisme yang paling umum untuk transmisi virus. Tetesan ini tidak bisa melakukan perjalanan lebih dari 6 kaki atau 1,8 meter dari orang yang terinfeksi. Itu sebabnya diberlakukan aturan physical

Legenda Ibu Duyung dan Sumur Air Tawar Pantai Katembe

Awan hitam menggelayuti langit Baubau pagi itu. Alam sepertinya kurang bersahabat tapi tak mengurangi niat kami mengeksplor Pulau Muna, pulau kecil di seberang Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Ini adalah perjalanan terakhir kami sebelum pindah ke Makassar. Dari Baubau kami harus menyeberangi Selat Buton dengan feri sekitar 1 jam. Gerimis mulai turun saat mobil menaiki kapal. Ombak tak terlalu besar, cukup tenang untuk membuat anak-anak takjub melihat pemandangan laut yang diguyur hujan. Setelah kapal bersandar di Pelabuhan Waara, tujuan pertama kami adalah Pantai Katembe. Dari ujung pulau kami harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam, dengan rinai masih setia menemani. Pantai Katembe sangat sepi hari itu. Tak ada satu pun manusia di sepanjang bibir pantai. Yang terlihat hanya barisan pohon kelapa yang berjajar rapi, juga hamparan rumput hijau persis di sebelah pasir pantai nan putih. Pantai Katembe, berada di Desa Madongka, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah. Menurut bahasa lokal,