Skip to main content

Duh! Payudara Wanita Meledak Gara-gara Digigit Nyamuk



Gigitan nyamuk memang bisa mematikan karena dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperti demam berdarah atau chikungunya. Tapi siapa sangka bahwa gigitan nyamuk juga bisa menyebabkan payudara meledak, seperti yang dialami oleh Sarah Wall.

Sarah Wall (36 tahun) memiliki dua payudara implan yang dipasangnya setelah menjalani operasi mastektomi (pengangkatan payudara) pasca digerogoti kanker payudara.

Kehidupan Sarah kembali normal dengan payudara barunya. Namun malapetaka kembali menghampiri setelah payudara palsunya digigit nyamuk.

"Seekor nyamuk menggigit payudaraku. Saya hampir tidak merasakannya, tapi bekas gigitannya terus tumbuh (besar). Dalam beberapa minggu, ukurannya sudah empat kali lipat. Itu tampak seperti luka tembak," ujar Sarah Wall, seperti dilansir Thesun.

Suatu hari, Sarah terbangun dari tidur karena kesakitan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Dokter melihat ada nanah yang merembes dari bekas gigitan nyamuk, yang juga membasahi celana pendeknya. Dan betapa terkejutnya ia, ketika dokter menemukan ada lubang menganga di payudaranya.

"Dokter menemukan seluruh racun keluar dari (bekas) gigitan nyamuk," tambahnya.

Dokter mengatakan, payudara kiri wanita yang berasal dari Harborne, Birmingham, ini meledak setelah gigitan nyamuk menyebabkan infeksi pada jaringan di sekitarnya. Infeksi di payudara menyebabkan silikon merosot dan akhirnya meledak.

"Saya benar-benar kacau. Saya punya payudara ukuran cup F di satu sisi dan di sisi lainnya tidak ada," tutur Sarah.

Setelah serangan nyamuk di payudara kirinya, Sarah pun segera melakukan operasi payudara kembali. Namun operasi tersebut meninggalkan bekas luka yang mengerikan. Tapi Sarah tetap bersyukur karena kini kedua ukuran payudaranya telah sama.

Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula,

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO

PCOS, Olahraga, dan Hamil Lagi

Saya hamil lagi. Rasanya tak percaya saat melihat hasil test pack pagi itu. Dua garis merah, satu tegas satu samar, tapi jelas menggambarkan hasilnya positif. Saya kaget, sungguh tak menyangka bakalan hamil lagi secepat ini. Saya penderita  polycystic ovary syndrome  (PCOS). Dulu saya harus terapi macam-macam dan minum obat ini itu untuk bisa hamil Raina. Juga butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. ( Baca juga: 2,5 Tahun Menunggu Raina ) Alhamdulillah hamil kali ini benar-benar rezeki tak terkira dari Allah. Saya hamil alami tanpa program apapun, tanpa minum obat apapun. Umur Raina juga sudah 2 tahun, jadi saya tidak punya hutang menyusui lagi. Allah Maha Baik. Pakai kontrasepsi? Semenjak Raina lahir hingga ulang tahun ke-2 saya selalu menggunakan kontrasepsi. Lho? Bukannya PCOS bakalan susah hamil? Iya, memang. Haid saya masih belum teratur bahkan setelah Raina lahir. Tapi tidak separah sebelum punya anak. Dan saya ingat pesan dokter kandungan