Skip to main content

Terpukau Cantiknya Ladyboy Penari Kabaret di Kamboja




Melihat wanita cantik menari dengan gemulai tentu merupakan hal yang wajar. Tapi bagaimana bila yang menari adalah seorang waria alias ladyboy? Sekilas Anda tidak akan menyangka bahwa penari cantik itu tadinya adalah seorang pria. Betapa tidak, wajah, penampilan dan gerak-geriknya begitu luwes layaknya wanita tulen.

Itulah yang saya saksikan saat menonton Rosana Broadway Cabaret Show di Siem Reap, Kamboja, beberapa waktu lalu. Saya bersama rombongan undangan dari Tourism Authority of Thailand (TAT) dibuat terpukau oleh kecantikan dan keluwesan para penari, meski semuanya adalah waria.

Rosana Broadway merupakan pertunjukkan kabaret internasional pertama dan satu-satunya di Kamboja, yang dibuka sejak 15 September 2012 lalu. Pertunjukkan ini menampilkan 16 tema tarian berbeda dari beberapa negara di seluruh dunia, seperti tari tradisional Kamboja, Jepang, Vietnam, China, Korea, dan Inggris. Tak hanya itu, ada pula tarian masa kini seperti Gangnam Style.

Selain menari, waria-waria cantik ini juga bernyanyi dalam berbagai bahasa. Meski hanya lipsync, tapi kepiawaiannya di atas panggung membuat penampilannya terlihat apik.

Masing-masing penari memainkan lebih dari dua atau tiga tarian secara bergantian. Ini terlihat dari wajah-wajah yang sama dalam beberapa balutan kostum indah. Perbedaan bahasa dan gerakan tarian dari tiap negara sepertinya tidak menjadi masalah bagi mereka, semuanya menari dengan sangat profesional.

Yang tak kalah menarik, di sela-sela tarian tradisional dan modern, ada pula tarian komedi yang dimainkan oleh seorang waria dengan dandanan menor nan lucu.

Dia menari sendirian dengan sesekali tampak memajukan bibir yang mengundang gelak tawa dari penonton. Di tengah tarian, ia menghampiri kursi penonton dan mencium salah satu 'korbannya'. Sontak, seluruh penonton bersorak-sorai dan membuat suasana gedung pertunjukkan menjadi riuh. Sebagai puncaknya, di akhir pertunjukkan sang waria lucu ini pun tak lupa mengeluarkan suara berat khas laki-laki. Lucu!

Di akhir acara, seluruh penari akan berkumpul dalam satu panggung dengan menggunakan berbagai kostum menarik. Beberapa penari berjalan berjajar menghampiri masing-masing blok kursi penonton untuk menyalami beberapa diantaranya. Tak jarang, ada penonton yang usil menggoda sambil mencium atau mencolek tubuh sang penari. Tentu saja godaan tersebut disambut baik, terlebih bila yang menggoda adalah seorang pria.

Penonton yang ingin berfoto bersama penari juga diberikan kesempatan setelah semua acara pertunjukkan selesai. Semua penari akan menunggu di pintu depan, berdiri berjajar sambil menggoda setiap penonton yang lewat. Tapi bergaya bersama penari tak bisa dilakukan secara cuma-cuma, Anda harus membayar USD 1 (sekitar Rp 11 ribu) untuk setiap foto bersama seorang penari.

Ya, mata uang yang digunakan di Siem Reap memang dolar Amerika. Mata uang Kamboja, Riel, hanya digunakan untuk jual beli barang-barang kecil yang harganya kurang dari USD 1, atau untuk uang kembalian dolar yang nilainya kurang dari USD 1.

Rosana Broadway Cabaret Show dipertunjukkan dua kali dalam sehari, yakni pukul 07.15 dan 09.00 malam, dengan masing-masing 75 menit pertunjukkan. Untuk menyaksikannya, Anda perlu membayar USD 45 (Rp 526 ribu) untuk kursi VIP dan USD 40 (Rp 468 ribu) untuk kursi deluxe. Anak-anak pun dikenai biaya USD 20 (Rp 218 ribu).









Published: detikTravel, 28 Agustus 2013

Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula,

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO

PCOS, Olahraga, dan Hamil Lagi

Saya hamil lagi. Rasanya tak percaya saat melihat hasil test pack pagi itu. Dua garis merah, satu tegas satu samar, tapi jelas menggambarkan hasilnya positif. Saya kaget, sungguh tak menyangka bakalan hamil lagi secepat ini. Saya penderita  polycystic ovary syndrome  (PCOS). Dulu saya harus terapi macam-macam dan minum obat ini itu untuk bisa hamil Raina. Juga butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. ( Baca juga: 2,5 Tahun Menunggu Raina ) Alhamdulillah hamil kali ini benar-benar rezeki tak terkira dari Allah. Saya hamil alami tanpa program apapun, tanpa minum obat apapun. Umur Raina juga sudah 2 tahun, jadi saya tidak punya hutang menyusui lagi. Allah Maha Baik. Pakai kontrasepsi? Semenjak Raina lahir hingga ulang tahun ke-2 saya selalu menggunakan kontrasepsi. Lho? Bukannya PCOS bakalan susah hamil? Iya, memang. Haid saya masih belum teratur bahkan setelah Raina lahir. Tapi tidak separah sebelum punya anak. Dan saya ingat pesan dokter kandungan