Skip to main content

Vampir Sesungguhnya, Seorang Wanita Kecanduan Minum 1 Liter Darah Tiap Hari




Di film-film, vampir digambarkan sebagai makhluk penghisap darah. Tapi ternyata makhluk peminum darah itu tidak hanya ada di film, karena di kehidupan nyata seorang wanita pun dikenal sebagai vampir sesungguhnya.

Michelle (29 tahun) memiliki kecanduan yang bisa disebut paling aneh. Bagaimana tidak, seniman tato ini kecanduan minum 1 liter darah setiap hari. Ia sudah menenggak darah sejak masih remaja dan kini tak bisa dalam suasana hati baik tanpa melakukan 'ritual' tersebut.

"Darah sama pentingnya dengan air untuk saya," ujar Michelle, dalam tayangan 'My Strange Addiction' TLC, seperti dilansir Daily Mail, Senin (18/3/2013).

Michelle mengaku suka minum darah saat sedang membaca, bersantai, menonton TV dan melukis. Baginya, tak ada waktu yang buruk untuk minum darah. Saking kecanduannya, wanita asal Lancaster, California, ini tidak bisa memulai hari tanpa menenggak darah.

"Saya minum dan saya mendapatkan energi," tambahnya.

Meski disebut 'the real-life vampire', tapi yang diminum Michelle adalah darah babi. Ia lebih menyukai rasa darah babi ketimbang darah sapi, yang menurutnya terasa lebih asin.

'Ritual' tersebut bisa dilakukannya dengan cara menenggak langsung dari gelas, memasaknya terlebih dahulu atau mencampurnya dengan bahan makanan lain.

Walaupun tampak aneh dan menjijikkan bagi kebanyakan orang, Michelle mengaku meminum darah sama halnya dengan minum wine. Bila dihitung-hitung sejak pertama kali minum darah 10 tahun yang lalu, setidaknya sudah 3.785 liter darah yang sudah masuk ke tubuhnya.

"Saya mudah marah dan tidak ingin meninggalkan rumah sebelum minum darah," tutupnya.

Comments

Popular posts from this blog

Berkunjung ke Kampung Pengembara Laut Suku Bajo Buton

Mencentang satu lagi destinasi yang sudah lama ada di bucketlist Pulau Buton: Kampung Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pengembara laut ulung. Laut bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah untuk tinggal. Mereka hidup di atas dan di bawah lautan. Mengapung dan menyelam di sana. Anak kecil hingga orang dewasa. Masyarakat Suku Bajo sering hidup berpindah-pindah. Mereka membuat perkampungan sendiri di atas karang dan mengapung di lautan, terpisah dari pemukiman warga di daratan. Di Indonesia, Suku Bajo bisa ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Saya beruntung bisa menyaksikan sendiri keseharian masyarakat Suku Bajo di Pulau Buton. Mereka membuat perkampungan di Desa Kondowa atau dikenal dengan Bajo Bahari, Kecamatan Wabula,

2,5 Tahun Menunggu Raina

Raina Nahda Fauzi.  Itulah nama yang saya dan suami berikan pada anak pertama kami. Bayi perempuan cantik yang kehadirannya sudah lama kami nantikan. Saya memang tak 'seberuntung' perempuan lain yang langsung hamil setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan menikah. Raina lahir 31 Oktober 2015, dua setengah tahun setelah saya menikah. Di awal pernikahan, saya dan suami memang sepakat untuk menunda kehamilan. Alasannya karena kami masih sibuk mondar-mandir mencari rumah. Namun, di saat kami sudah punya rumah sendiri dan siap untuk memiliki momongan, kehamilan justru tak kunjung datang. Beberapa bulan saya mencoba hamil secara alami, hasilnya nihil. Saya dan suami pun memutuskan untuk mencari bantuan dokter. Kami sama-sama memeriksakan diri. Ternyata masalahnya ada di tubuh saya. Saya didiagnosa menderita polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan hormonal yang umum di kalangan perempuan usia reproduksi. Perempuan dengan PCO

PCOS, Olahraga, dan Hamil Lagi

Saya hamil lagi. Rasanya tak percaya saat melihat hasil test pack pagi itu. Dua garis merah, satu tegas satu samar, tapi jelas menggambarkan hasilnya positif. Saya kaget, sungguh tak menyangka bakalan hamil lagi secepat ini. Saya penderita  polycystic ovary syndrome  (PCOS). Dulu saya harus terapi macam-macam dan minum obat ini itu untuk bisa hamil Raina. Juga butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. ( Baca juga: 2,5 Tahun Menunggu Raina ) Alhamdulillah hamil kali ini benar-benar rezeki tak terkira dari Allah. Saya hamil alami tanpa program apapun, tanpa minum obat apapun. Umur Raina juga sudah 2 tahun, jadi saya tidak punya hutang menyusui lagi. Allah Maha Baik. Pakai kontrasepsi? Semenjak Raina lahir hingga ulang tahun ke-2 saya selalu menggunakan kontrasepsi. Lho? Bukannya PCOS bakalan susah hamil? Iya, memang. Haid saya masih belum teratur bahkan setelah Raina lahir. Tapi tidak separah sebelum punya anak. Dan saya ingat pesan dokter kandungan